Kerja Sama Jadi Kunci: KSAL Ungkap Keberhasilan Gagalkan Penyelundupan
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menegaskan bahwa keberhasilan TNI AL dalam menggagalkan berbagai upaya penyelundupan di wilayah perairan Indonesia merupakan hasil dari kerja sama lintas instansi. Mulai dari penyelundupan narkoba hingga sumber daya alam seperti pasir ilegal, TNI AL membuktikan komitmennya dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Laut Tak Lagi Jadi Jalur Aman Penyelundupan
Wilayah laut Indonesia yang luas kerap dimanfaatkan oleh jaringan penyelundupan internasional sebagai jalur transit barang ilegal. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, TNI AL berhasil mengungkap dan menangkap sejumlah pelaku penyelundupan, termasuk narkotika dan pasir laut yang akan dikirim secara ilegal ke luar negeri.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Keberhasilan ini adalah hasil dari koordinasi erat dengan Bea Cukai, Badan Narkotika Nasional, Kepolisian, hingga nelayan setempat,” ujar KSAL dalam konferensi pers di Mabesal, Jakarta.
Operasi Gabungan dan Teknologi Jadi Andalan
Dalam menghadapi modus penyelundupan yang makin canggih, TNI AL mengandalkan operasi laut terpadu, patroli intensif, dan pemanfaatan teknologi pengawasan maritim. Selain itu, sistem pelaporan masyarakat dan sinyal intelijen menjadi bagian penting dalam setiap penindakan.
Laksamana Ali menyebutkan bahwa sistem informasi maritim yang terintegrasi dengan instansi lain terbukti efektif dalam memetakan jalur-jalur rawan penyelundupan.
“Kita bukan hanya menjaga laut secara fisik, tetapi juga secara digital. Dengan radar, drone laut, dan satelit, kami bisa deteksi gerakan mencurigakan bahkan sebelum mereka masuk perairan Indonesia,” jelasnya.
Dari Narkoba hingga Pasir: Semua Diawasi
TNI AL mencatat telah menggagalkan sejumlah kasus penyelundupan sabu dan ekstasi yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Tak hanya itu, aktivitas ilegal lainnya seperti pengambilan pasir laut tanpa izin dan penyelundupan hasil laut langka juga menjadi sorotan.
Pasir laut, misalnya, menjadi komoditas yang diam-diam diminati oleh pasar internasional untuk reklamasi. Namun, pengambilan pasir tanpa izin tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merusak lingkungan dan ekosistem laut.
Kolaborasi Jadi Pilar Pertahanan Maritim
KSAL menekankan bahwa keberhasilan operasi-operasi tersebut bukanlah hasil kerja TNI AL semata. Sinergi antara aparat penegak hukum, instansi pengawasan, dan masyarakat menjadi fondasi utama dalam menjaga perairan Indonesia dari ancaman penyelundupan.
“Saya mengajak seluruh elemen bangsa, terutama masyarakat pesisir, untuk terus waspada dan berani melapor. Setiap informasi dari warga sangat berharga bagi kami,” kata Laksamana Ali.
Dengan kerja sama sebagai fondasi, TNI AL membuktikan bahwa menjaga laut bukan hanya tugas militer, tapi tugas kolektif bangsa. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, tantangan penyelundupan akan terus berkembang, namun selama ada sinergi dan komitmen, kedaulatan maritim Indonesia tetap terjaga.