Demo Ojol Bikin Sepi Warung: Efek Domino Ekonomi Mulai Terasa
Gelombang demo yang dilakukan para pengemudi ojek online (ojol) dalam beberapa hari terakhir mulai menimbulkan efek berantai yang dirasakan oleh sektor lain di luar transportasi. Salah satu sektor yang terkena dampak langsung adalah warung makan kecil—terutama yang menggantungkan penjualannya pada layanan pesan antar berbasis aplikasi.
Warung-warung makan yang biasanya ramai oleh orderan online kini terlihat lengang. Beberapa pelaku usaha kuliner mengaku mengalami penurunan pendapatan secara signifikan sejak demo berlangsung. Ketergantungan mereka pada driver ojol sebagai perantara utama distribusi makanan membuat aksi mogok ini sangat terasa di kantong.
“Biasanya bisa 40-50 pesanan online per hari. Sekarang, paling cuma 5-10. Sangat terasa bedanya,” ujar Rina, pemilik warteg di kawasan Jakarta Selatan.
Efek Berantai ke Sektor Lain
Tidak hanya warung makan, efek domino dari demo ojol mulai merembet ke sektor lain seperti pemasok bahan makanan, jasa pengemasan, dan bahkan layanan pembayaran digital. Ketika transaksi menurun, seluruh ekosistem yang menopang usaha kecil ikut tersendat.
Para pedagang di pasar tradisional yang biasa memasok bahan makanan ke warung pun ikut merasakan dampaknya. Pengurangan jumlah pembelian dari warung membuat stok barang menumpuk dan perputaran modal melambat.
“Kami biasanya suplai ayam dan sayur ke beberapa rumah makan. Minggu ini banyak yang kurangi pesanan,” kata Anton, seorang pedagang di Pasar Minggu.
Pukulan Bagi UMKM dan Ekonomi Rakyat
Demo ojol bukan sekadar protes soal tarif dan insentif. Aksi ini telah menjadi refleksi betapa terhubungnya ekonomi digital dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Banyak UMKM yang kini tumbuh berkat dukungan platform daring dan mitra ojol sebagai ujung tombaknya.
Ketika satu mata rantai terganggu, seluruh sistem ikut goyah. Hal ini menandakan bahwa keberlanjutan ekonomi digital membutuhkan keseimbangan yang adil antara platform, mitra pengemudi, dan pelaku usaha.
“Kami tidak menyalahkan driver, mereka juga punya hak memperjuangkan nasib. Tapi kami pelaku UMKM juga ikut menderita kalau begini terus,” kata Bagus, pemilik kedai kopi rumahan.
Butuh Solusi Menyeluruh, Bukan Tambal Sulam
Masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah dan pihak platform harus duduk bersama untuk mencari jalan tengah yang menguntungkan semua pihak. Ketimpangan pendapatan, beban kerja pengemudi, dan keberlangsungan usaha kecil harus jadi bagian dari solusi yang adil dan berkelanjutan.
Jika tidak ditangani dengan serius, aksi mogok semacam ini bisa menjadi pemicu krisis kepercayaan dan merusak mata rantai ekonomi kerakyatan yang selama ini tumbuh di tengah keterbatasan.
Demo ojol bukan hanya tentang tarif dan insentif. Dampaknya menjalar hingga ke warung-warung kecil yang menggantungkan harapan pada orderan harian. Ini adalah pengingat bahwa di balik setiap aplikasi dan klik pemesanan, ada ekosistem ekonomi rakyat yang rapuh dan rentan. Jika satu komponen terguncang, seluruh sistem bisa terancam.